Kamis, 16 Mei 2013

Bermain Sekaligus Belajar di Museum Benteng Vredeburg dan Taman Pintar Yogyakarta
















Rabu, 15 Mei 2013, setelah mengikuti apel Harlah NU di Stadion MandalaKrida Yogyarakta, siswa kelas 5 dan 6 bersama 6 orang guru MI Al Iman Tempel Sleman melanjutkan perjalanan ke Museum Benteng Vredeburg dan Taman Pintar Yogyakarta. Kegiatan ini memang sudah dirancangoleh para guru, sebagai penggati kegiatan piknik yang biasany diselenggarakan sevara khusus setelah UN berakhir. Museum Benteng dan Taman Pintar menjadi pilihan karena di sana siswa dapat bermain sekaligus belajar. Lokasinyapun relatif dekat dengan stadion Mandala Krida.
Pukul 10.30 rombongan MI Al Iman sampai ke Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Tanpa harus membeli tiket, kami masuk dan melihat-lihat stand pameran. Kebetulan waktu itu memang sedang digelar pameran pendidikan yang diikuti oleh beberapa sekolah di kota Yogyakarta. siswa laki-laki mengunjungi stand yang mengajarkan pembuatan pin. Mereka membuat pinnya sendiri dan dpat dibawa pulang tanpa harus membayar. Sebagian siswa laki-laki yang lain mencoba menggukan teropong, bermain tantangan kawat sirine, dan bermain angklung. Sedangkan siswa perempuan tampak belajar membatik, melihat siswa SMK tata rias dan tata busana yang sedang mendandani temannya. Para guru tampak mengawasi di kursi dan tenda yang memang disediakan oleh pengelola.
Para siswa dan guru melanjutkan kegiatan dengan memasuki ruang diorama Museum Benteng Yogyakarta. Begitu masuk, dengan rasa ingin tahunya yang tinggi, siswa-siswi langsung menuju ke diorama dan benda-benda sejarah yang menarik perhatian mereka. Para siswa berdiskusi dengan teman mereka tentang apa yang dilihatnya. Tak jarang, siswa juga bertanya kepada guru seputar benda-benda yang mereka lihat.
Setelah puas melihat-lihat benda-benda bersejarah di Museum Benteng Vredeburg, rombongan menuju Taman Pintar Yogyarakta melalui pintu gerbang sebelah timur benteng. Di Taman bagian luar, siswa bersama guru menikmati makan siang dengan menu Jogja Chiken ditemani segelas air mineral. Lalu kamipun melaksanakan sholat dhuhur di masjid Taman Pintar.
Selanjutnya Pak Triyanto dan Pak Teguh membeli tiket masuk, sedangkan siswa bersama Pak Ngabidun dan ibu-ibu guru menunggu sambil memakai sepatu mereka kembali. Tiket sudah siap, dan waktunya berpetualang ke Taman Pintar dimulai. Petualangan di mulai dari Gedung Memorabhilia. Di sana terdapat kenangan-kenangan tentang presiden RI, mulai dari IR. Soekarno sampai dengan SBY. Selain itu ada juga tokoh-tokoh penting lainnya seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Hasyim As’arie dan KH. Ahmad Dahlan.
Dari Gedung Memorabhilia, petualangan kami lanjutkan ke Gedung Oval dan Kotak. Untuk masuk ke Gedung oval, kita harus melalui terowongan akuarium raksasa, kemudian setalah terowongan itu ada patug dinoraurus dan juga manusia purba. Di bagian dalam gedung, suasana sains sangat kental. Di sana terdapat foto2 tokoh sains dan juga alat-alat percobaan yang dapat dimankan oleh siswa. Para siswa dan guru kemudian menaiki gedung oval. Di antai atas, dapat ditemukan hal-hal yang lebih menarik tentang sains, siswa pun segera berpencar menuju percobaan-percobaan sains yang menarik perhatian mereka masing-masing. Tanpa ragu para siswa mencoba setiap hal dengan bantuan dan arahan petugas Taman Pintar sedangkan Pak Teguh sibuk mengabadikan pose mereka dengan kamera pinjaman milik Pak Triyanto.
Percobaan-percobaan yang mereka temukan di Taman pintar antara lain Generator yang harus diobel untuk dapat mengidupkan lampu, bola listrik yang membuat rambut berdiri, rumah gempa, simulasi gamelan, game perang wayang, game simulasi balap F1 dll. Di game F1 ini, siswa laki-laki senang untuk berlama-lama. Mereka tak mau beranjak dari mobil F1 yang mereka kemudikan. Para guru pun akhirnya menunggu mereka sambil menemani bermain. Sedangkan sebagian siswa perempuan tampak asyik menghampiri kembali percobaa-percobaan yang tadi mereka lihat. Di anatara mereka adalah Rida, Erma, Nanik dan Amalika yang ngebet untuk mencoba menghampiri rumah gempa, setelah beberapa menit tersesat, mereka menghampiri Pak Teguh dan minta ditemani menuju rumah gempa.
Waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Rombongan segera keluar gedung Oval dan Kotak. Sambil menunggu teman-teman berkumpul, beberapa siswa menghabiskan waktu mereka untuk mencoba beberapa permainan di halaman Taman Pintar seperti katrol, drum dan pipa suara. Setelah semuanya berkumpul, rombongan bergegas menuju ke tempat parkir bus. Namun beberapa anak perempuan masih menyempatkan diri untuk berpose dan diabadikan oleh Pak Teguh.
Setelah semuanya siap, bus segera melaju menuju Madrasah. Satu jam kemudian kami pun sudah sampai di wilayah Desa Tambakrejo, Kecamatan Tempel. Di perempatan sisi selatan madrasah bus berhenti karena Alfian, Irsyad, Rico, Fanny dan Ipin minta turun. Ya rumah mereka memang dekat dengan perempatan jalan itu. Bus pun melanjutkan perjalanan tak leih dari 5 menit, kami sampai di madrasah. Para siswa dan guru segera turun dan bergegas pulang ke rumah masing-masing dengan wajah ceria. Pengalaman yang sungguh sangat menyenangan bagi para siswa dapat bermain sekaligus belajar ke Museum Benteng Vregeburg dan Taman Pintar Yogyarakta.             

Apel Bersama Dalam Rangka Harlah NU ke-90







Rabu, 15 Mei 2013 MI Al Iman mengirimkan siswa kelas 5 dan 6 untuk mengikuti apel bersama sekolah-sekolah di bawah naungan yayasan Ma’arif DIY dalam rangka Hari Lahir NU ke-90 tahun. 23 siswa dan 6 guru berangkat dari MI Al Iman pukul 07.30WIB dan sampai di Stadion Mandala Krida pukul 08.45. Sesampainya di sana, sudah banyak rombongan dari sekolah/madrasah lain.  Pembina apel, Bapak Muhammad Nuh yang juga menteri pendidikan memasuki lapangan Mandala Krida Yogyakarta pukul 09.00 WIB. Beliau memberikan pengarahan berkaitan dengan pendidikan di lingkungan NU khususnya Ma’arif. Pengarahan selanjutnya disampaiakan oleh Bapak Surya Dharma Ali yang juga menjabat sebagai menteri agama. Pada pukul 10.00 WIB pasukan apel dibubarkan dan sebagai penutupan disuguhkan pentas barongsai, liong dan drumband dari salah satu sekolah ma’arif di wilayah DIY. Setelah melihat penampilan barongsai dan drumband tersebut, kami bergegas menuju bus dan melanjutkan perjalanan ke Museum Benteng Vredeburg dan Taman Pitar Yogyakarta.

Minggu, 12 Mei 2013

Rapat Koordinasi Pengembangan Madrasah









Sabtu, 11 Mei 2013 Dewan Guru bersama Komite Madrasah Ibtidaiyah Al Iman mengadakan pertemuan dalam rangka koordinasi pengembangan madrasah di masa mendatang. Dalam kesempatan tersebut hadir juga pengurus MWC NU Kecamatan Tempel diwakili oleh Bapak Drs. Murdiyanto, Ketua Dewan Pembina Madrasah/Sekolah Ma’arif Kecamatan Tempel Bapak Miftah Baidlowi, Pengawas Pendidikan TK/SD Kecamatan Tempel Bapak Drs. Santosa, dan juga Bapak H. Handoyo Sutrisno selaku Sekretaris Desa Tambakrejo.
Pak Triyanto, S. Pd. SD selaku MC membuka acara pukul 10.00 WIB, dilanjutkan prakata dari Pak Ngabidun, S. Ag selaku kepala MI Al Iman. Ketua Dewan Pembina madrasah/sekolah Ma’arif Kecamatan Tempel memberikan arahan setelah Kepala Sekolah. Kemudian acara dilanjutkan dengan musyawarah inti. Dalam musyawarah inti tersebut dibahas dua hal utama, yakni strategi penjaringan siswa baru MI Al Iman dan juga rencana pendirian RA Al Hikmah di komplek MI Al Iman.
Rapat koordinasi yang dipimpin oleh Bapak Asroni, SIP selaku ketua Komite MI Al Iman  menghsilkan beberapa kesepakatan, di antaranya adalah:
1.       Strategi penjaringan siswa baru melibatkan seluruh guru dan komite MI Al Iman.
2.       Promosi dilakukan dengan pemasangan banner/spanduk, sosialisasi ke jamaah-jamaah pengajian yang di asuh oleh beberapa pengurus komite MI Al Iman.
3.    Gedung RA sementara menggunakan salah satu ruang kelas MI Al Iman yang sudah disispkan dan sudah direnovasi.
4.    Disepakatinya beberapa donatur untuk mengadaan kelengkapan sarana pendidikan TK seperti karpet, meja-kursi, rak, dan juga media promosi.
5.       Disepakati nama-nama calon guru RA Al Hikmah.
Rapat koordinasi berakhir pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan dengan peninjauan lokasi oleh semua peserta rapat. Suasana kekeluargaan dan kerjasama yang sangat baik dari pihak MI maupun Komite ini diharapkan mampu membawa perbaikan dan kemajuan bagi lembaga pendidikan MI Al Iman ke depan.            

Jumat, 22 April 2011

Hari Kartini


Ibu kita Kartini Putri Sejati
Putri Indonesia Harum namanya
Ibu kita Kartini Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya untuk merdeka
Wahai Ibu Kita Kartini Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia

Ya, Ibu Kita Kartini, siapa yang tak kenal dengannya. Putri Indonesia kelahiran Jepara Jawa tengah yang telah gigih memperjuangkan nasib kaum wanita di tanah air tercinta ini. Usahanya untuk memperjuangkan persamaan derajat antara laki-laki dan perempuan dalam segala aspek kehidupan patut ditiru. Dan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawannya. Tanggal 21 April adalah hari yang diteteapkan oleh pemerintah sebagai hari Kartini untuk menghormati pejuang emansipasi wanita itu.

Sehubungan degan hal tersebut, sebagai uapaya penanaman rasa kecintaan dan kebanggan siswa-siswi MI Al Iman Tempel atas para Pahlawan bangsa ini, pada peringatan hari Kartini mereka bersekolah dengan mengenakan pakaian adat. Semua siswa tampak bersemangat dalam mempersiapkan pakaian adat masing-masing. Ada yang menyewa di salon dan ada juga yang membuat kreasi dari pakaiaan yang dimilikinya di rumah dengan bantuan Ayah, Ibu atau Kakak mereka. Wajah ceria dan warna-warni busana khas Indonesia menghiasi setiap sudut madarah pada hari itu.

Namun peringatan Hari Kartini tidaklah hanya dilakukan dengan mengenakan pakaiaan adat saja. Makna yang sebenarnya dari Peringatan Hari Kartini adalah bagaimana Kartini-Kartini kecil di MI Al Iman Tambakrejo Tempel dapat lebih mengenal sosok Ibu Kita Kartini dan kemudian dapat meneladani semangat perjuangannya yang mulia. Bagaimana meningkatkan kualitas belajar sebagaimana yang dilakukan Kartini untuk mengangkat derajat kaum wanita. (Teguh)

Jumat, 15 April 2011

Pembiasaan Aktivitas Islami

Anak-anak usia Madrasah ibtidaiyah adalah anak-anak yang memiliki golden age, mereka mempunyai potensi perkembangan diri yang luar biasa. Potensi-potensi perkembangan itu sudah semestinya mendapat stimulus (rangsangan) yang baik. Oleh karena itu, MI Al Iman berupaya memberikan stimulus yang positif bagi peserta didik dengan melaksanakan pembiasaan aktivitas islami di lingkungan Madrasah.

Setiap harinya, ketika siswa memasuki lingkungan madrasah, mereka dibiasakan untuk membudayakan senyum, salam, sapa dan juga jabat tangan baik kepada guru maupun sesama siswa. Selain itu, kegiatan pembelajaran diawali dengan berdoa dan dilanjutkan dengan membaca 99 asmaul husna yang dipimpin oleh ketua kelas dan dibimbing oleh guru kelas masing-masing. Ketika jam istirahat pertama, siswa diajak untuk melaksanakan sholat dhuha di musholla. Ketika bel pulang sekolah berbunyi, anak-anak berdoa kemudia bergegas menuju ke musholla lagi untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah. 

Ketika bulan Ramadhan, di MI Al Iman Tempel diadakan Pesantren Kilat (Sanlat) bagi siswa kelas III s/d kelas IV. Tak hanya itu saja, ketika masyarakat Dusun Bandung Tambakrejo Tempel mengadakan pengajian rutin setiap bulannya, warga MI Al Iman juga berpartisipasi dalam pengajian tersebut. Jadi tak salah jika ada yang mengatakan bahwa MI adalah sekolah dasar plus, yakni sekolah dasar yang mempunyai kelebihan di bidang keagamaan dibanding sekolah dasar umumnya. (Teguh)

Kamis, 14 April 2011

Kebun Madrasah

Madrasah adalah rumah ke dua bagi anak-anak. Di Madrasah anak akan belajar tentang banyak hal sesuai dengan perkembangannya. Termasuk juga belajar tentang lingkungan di sekitar mereka. Di MI Al Iman Tambakrejo Tempel Sleman, peserta didik diajak untuk memanfaatkan potensi lingkungannya sebagai upaya menumbuhkan kepekaan terhadap kondisi lingkungan. Peserta didik diarahkan untuk mengelola lahan kosong di belakang gedung MI. Lahan tersebut ditanami dengan pohon pisang dan pohon nangka, yang nanti perawatannya dilakukan oleh siswa bersama-sama dengan guru. Ketika ada buah pisang atau nagka yang siap dipanen, anak-anak akan mengambilnya kemudian secara bersama-sama mereka akan menikmati hasil panen tersebut. Tidak lupa mereka juga menyisihkan sebagian buah itu untuk dihidangkan di ruang guru. Selain dapat dinikmati buahnya, pohon-pohon yang ditanam juga memberikan kesejukan bagi Madrasah sehingga dapat mendukung terciptanya suasana yang nyaman bagi proses pembelajaran di kelas. (Teguh)

MI Al Iman Peduli Merapi

    Erupsi Merapi tanggal 26 Oktober 2010 menyisakan begitu banyak derita. Namun demikian, sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT, tentunya kita semua harus ikhlas dalam menerima ujian ini. Karena pasti ada hikmah dibalik musibah ini. Sebagai rasa empati bagi korban erupsi Merapi, khususnya sesama warga Yayasan Ma’arif NU Kabupaten Sleman, Madrasah Ibtidaiyah Al Iman Tambakrejo Tempel mengadakan bakti sosial di SMP Sunan Kalijaga Cangkringan Sleman. Pada hari Ahad 5 Desember 2010, MI Al Iman mengirimkan 5 orang guru untuk bergabung bersama guru-guru lain dari sekolah dan madrasah yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Sleman, dalam rangka bekerja bakti di SMP tersebut. Rombongan MI Al Iman Tempel berangkat dari Madrasah pukul 07.00 WIB mengendarai espas silver milik Pak Guru Triyanto, S. Pd. SD. Tak hanya perlengkapan berupa ember, cethok, cangkul, sekop dan masker yang dibawa. Namun yang tak ketinggalan juga adalah perlengkapan logistik berupa snack untuk sekedar melepaskan lapar dan dahaga ketika selesai kerja bakti, yang telah disiapkan dalam keranjang di bagasi.
    Pukul 09.00 WIB espas Pak Tri memasuki gerbang SMP Sunan Kalijaga Cangkringan, dan rombongan pun turun untuk segera bergabung dengan relawan lain yang telah mendahului memulai pekerjaan membersihkan dan merapikan kondisi bangunan SMP itu. Bapak/Ibu Guru MI Al Iman segera mencari beberapa relawan yang memerlukan bantuan. Sebagian memindahkan genteng, membersihkan lumpur yang terbentuk dari endapan abu vulkanik Merapi dan ada pula yang membersihkan puing-puing reruntuhan bangunan. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan iklhlas dan ceria.
    Tak terasa hari sudah menjelang siang. Ketika SMP Sunan Kalijaga telah nampak rapi dan bersih, segenap relawan beristirahat di beberapa titik yang di anggap nyaman. Guru-guru dari MI Al Iman Tempel pun segera menuju ke mobil dan menikmati bekal yang telah di bawa. Segelas teh dan beberapa potong jajanan pasar cukup memulihkan tenaga. Ditambah lagi dengan memakan satu bungkus thiwul yang mak Nyus.............., membuat Bu Guru Kustinah memulai ceritanya tentang kenangan masa lalu. Betapa perjuangan hidup yang berat harus dilalui untuk sekedar makan thiwul. Dan akhirnya Pak Tri, Pak Teguh, Bu Elok, Bu Supartinah dan Bu Kustinah masuk dalam kesimpulan bahwa kita semua harus kuat dalam berjuang menghadapi bencana erupsi Merapi ini. Apa yang kita anggap baik belum tentu baik di hadapan Allah, dan apa yang baik meurut Allah, seringkali kita anggap itu sebuah keburukan bagi diri kita karena ketidaktahuan dan emosi sesaat kita.
    Untuk lebih menigkatkan keimanan kepada Allah SWT, tak lupa sebelum pulang rombongan MI Al Iman mampir ke Kali Gendol. Masya Allah........... tak layak manusia untuk menyombongkan diri. Ketika memasuki kawasan yang diterjang awan panas dan lahar Merapi itu, yang terlihat adalah hamparan pasir panas menutupi seluruh badan sungai, rumah-rumah penduduk porak-poranda dan gugusan batu-batu besar yang semuanya serba abu-abu. Tak hanya itu saja, pohon-pohon nan tinggi menjulang berubah menjadi pohon arang yang hitam legam. Sebagian masih berdiri dan tak sedikit yang telah berserakan terbawa arus material muntahan Merapi itu. Sungguh Allah Maha Kuasa atas alam raya ini.
    Karena hari sudah beranjak sore, guru-guru MI Al Iman pun bergegas kembali ke mobil untuk selanjutnya pulang. Setelah berjalan beberapa ratus meter, espas Pak Tri harus putar balik, karena cekdam Kali Gendol tidak bisa dilalui, dikarenakan tertutup batu besar. Mobil pun berbalik arah ke jalan di tengah area persawahan dan rusak berat yang tadi dilalui saat berangkat dari Tempel menuju SMP Sunan Kalijaga Cangkringan. Di sepanjang perjalanan, cerita tentang Merapi menjadi topik utama obrolan. Hingga akhirnya rombongan mampir ke warung soto iga sapi di kawasan Jl. Magelang untuk mengisi perut menghilangkan rasa lapar. Hidangan satu porsi soto dan juga segelas es jeruk merupakan rizki Allah yang nikmat dan harus disyukuri. Setelah selesai makan, rombongan meneruskan pelajalanan pulang ke MI untuk selanjutnya ke rumah masing-masing, berkumpul dengan keluarga dan membagi sedikit pengalaman tentang kondisi Cangkringan. (Teguh)